Halaman

Selamat datang dan selamat membaca............^_^
semoga bermanfaat bagi kalian semua, dan jangan lupa pula sertakan komentar anda yaah

Senin, 09 April 2012

Kesadaran Berbahasa

KESADARAN BERBAHASA

Bahasa muncul dari ujaran seseorang. Bahasa merupakan hasil aktifitas manusia. Maju mundurnya suatu bahasa bergantung pada tiap pemakai bahasa. Oleh karena itu, kita wajib meneropong kesadaran manusia agar media komunikasi itu terarah dan terbina meskipun kepunahan suatu bahasa boleh saja terjadi (ingat bahasa sansekerta, latin).
Kesadaran bahasa itu tercermin pada tanggung jawab, sikap, perasaan memiliki bahasa yang pada gilirannya menimbulkan kemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa. Hal-hal tersebut akan disoroti dibawah ini.


1.    Pengertian
Yang dimaksud dengan kesadaran berbahasa ialah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian ia berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Jadi, dengan definisi ini terdapat cirri-ciri:
-          Sikap terhadap bahasa dan berbahasa
-          Tnaggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
-          Rasa ikut memiliki bahasa
-          Berkemauan membina dan mengembangkan bahasa
Keadaran seperti ini perlu di tumbuhkan agar sesuatu bahasa terpelihara  pemakaiannya.

2   Tanggung Jawab Terhadap Bahasa dan Brebahasa
Tiap orang harus disadarkan untuk bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri orang yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa adalah:
a.         Selalu berhati-hati mengunakan bahasa
b.        Tidak merasa senang melihat orang yang mempergunkan bahasa secara serampangan
c.         Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternya ia membuat kekeliru
d.        Tertarik  perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa
e.         Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain
f.         Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut
g.        Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.

Tanggung jawab berbahasa sangat diperlukan untuk menghindari salah pengertian.Bahkan sering bahasa seseorang dihubungkan dengan jiwanya, tingkah lakumya. Dalam BI misalnya, terdapat ungkapan tak tahu bahasa, bahasa menunjukan bangsa. Yang terakhir ini jelas menunjukan siapa yang berbicara. Pemilihan kata, kelembutan pengungkapan, keteraturan pelafalan menunjukan status sosial pembicara. Dengarkanlah perbedaan ujaran antara seoarang guru besar dan penjual kngkung di pasar.

3.     Sikap terhadap Bahasa dan Berbahasa
Tiap bahasa adalah penjelmaan yang nik dari suatu kebudayaan yang unik . . . ( St. takdir alisyahbana dalam Amran Halim I. Ed, 1976 : 40).
Karena bahasa adalah penjelmaan yang unik dari satu kebudayaan,
maka bahasa di pengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.harimurti kridalaksana (1978:98) mengatakan bahwa BI dipergunakan untuk
keperluan-  keperluan resmi, yaitu dalam.
1.        Komunikasi resmi
2.        Wacana ilmiah
3.        Khotbah, ceramah dan kuliah
4.        Bercakap-cakap dengan orang yang di hormati

Tanggung jawab adalah juga manifestasi dari sikap, dalam hal ini sikap positif. Sehubungan dengan itu, sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat
dari dua segi, yakni :
  a.         Sikap positif
  b.        Sikap negatif
       Sikap positif terhadap bahasa lebih banyak kita lihat dari pelaksanaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari oleh pemakai bahasa. Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa terlihat pada penampilan seseorang ketika dia menggunakan bahasa.

Perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi dan kegiatan kelompok. Partisipasi dalam pembinaan bahasa terbagi menjadi dua, yaitu:
1    .      Partisipasi informal, yaitu sikap saat kita menggunakan bahasa terutama pemakaian bahasa yang tertib
2    .      Partisipasi formal, yaitu partisipasi secara aktif.
Tentu tidak semua pengguna bahasa diharakan berpartisipasi secara formal. Yang diharapkan minimal kita berpartisipasi secara informal. Dngan penuh kesaaran, kita menggunakan bahasa secara tertib. Memang berat, namun jika kita sebagai pengguna bahasa telah menyadari perlunya pembinaan suatu bahasa, maka usaha apapun yang akan dijadikan pasti akan berhasil. 

 4.    Rasa Memiliki Bahasa
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghasilkan perasaan memiliki bahasa. Maksud nya bahasa sudah di anggap kebutuhan pribadi yang esensial, milik pribadi, dijaga dan dipelihara. Hal ini dapat kita bandingkan dengan barang kepunyaan kita. Kita usahakan terjaga dengan baik,takut rusak dan kalau menggunakan kita hati-hati sekali.
Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adalah milik kita. Baik BD, BI, atau BA, orang selamanya bersikap hati-hati. Mengapa? karena kita takut di tertawakan. Dengan kesadaran bahasa di harapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi. Dan memang demikian keadaannya. Sebab, setiap saat kita gunakan tanpa bertanya kepada pemiliknya, kalau bahasa di anggap sebagai milik pribadi, konsekuensinya kita wajib memeliharanya.

5.    Partisipasi Dalam Pembinaan Bahasa
Perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kegiatan kelompok. Bukti keikutsertaan itu terutama ternyata dari pemakaian bahasa yang tertib. Jadi, kalau seseorang telah hati-hati berbicara atau menulis sehingga bahasanya terpelihara, tidak ada kesalahan di lihat dari segi kaidah bahasa, maka keadaan ini telah menandakan bahwa dia telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa. Dengan kata lain, usaha pertama-tama sebagai bukti keikutsertaan kita dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita kalau sedang menggunakan bahasa.



  

1 komentar: